Sejarah Desa
Sejarah Desa
RIWAYAT / SEJARAH DESA PEKUTATAN
Berdirinya suatu Desa tidak terlepas dengan adanya suatu data yang palid dan reliable sebagai pendukungnya , karena sejarah pada hakekatnya adalah suatu peristiwa yang benar – benar terjadi, Namun data yang demikian amat sulit didapat, lebih – lebih mereka pada saat itu amat jarang membuat catatan – catatan tertulis sebagai bukti yang autentik, sehingga dalam penyusunan sejarah berdirinya suatu desa tidak akan dapat lengkap dan sempurna, Agar mendekati kebenaranya dalam penulisan ini maka tim penyusun sejarah berdirinya Desa Pekutatan menggunakan dua metode penelitian , yaitu metode obsensi dan metode interview sehingga dapatlah diungkapkan secara sederhanasejarah berdirinya Desa Pekutatan sebagai berikut ;
Kurang lebih pada tahun 1911 Desa Pekutatan merupkan hutan rimba yang sangat angker yang di tumbuhi pohon kutat dan tumbuhan paku, di tengah – tengah keangkerannya hutan rimba itu ada sekelompok orang bermaksud mencoba membuka hutan datang dari daerah badung ( tepatnya Desa Munggu , Kecamatan Mengwi ) dengan segala ketabahannya membuka hutan itu, setelah mendapat ijin dari Pemerintah ( Kontrolir pada saat itu ), Perabasan / membuka hutan tersebut dari pinggir sebelah timur, karena tanahnya datar dan cocok untuk lahan pertanian, namun rembongan tersebut mendapat rintangan kena wabah penyakit ( terserang penyakit Malaria ) yang tidak bisa sembuh sehingga sebagian dari rombongan tersebut pulang ke daerah asalnya dan sebagian lagi ( 5 Orang ) melarikan diri ke daerah barat sampailah mereka di suatu Desa yang bernama Desa Yeh Kuning, Kecamatan Negara dan bertemu dengan warga di Desa tersebut yang bernama Pan Gredeg.
Sekitar tahun 1913 setelah diadakan pertemuan antara pelarian dengan beberapa orang dari Desa Yeh Kuning, Maka sepakatlah mereka untuk mencoba kembali melanjutkan perabasan hutan yang telah di rabas tersebut, dalam upaya melanjutkan perabasan, rombongan tersebut terlebih dahulu melakukan semadi di pura luhur Rambutsiwi guna memohon keselamatan dalam perabasan hutan itu nantinya, setelah mendapat wahyu dari Ida Hyang Prama Kawi berangkatlah rombongan pertama sekitar 38 orang yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok Umat Hindu dan kelompok umat Islam dan sebagai coordinator pengamanan di tunjuk Pan Gredeg dan I Kwasningyang bertugas mengawasi dua kelompok tersebut, dalam perjalanan menuju ketempat perabasan, Kelompok umat Hindu menuju hutan yang di tinggalkan oleh orang – orang dari Desa Munggu sedangkan kelompok umat Islam memulai merabas hutan dari arah barat ( Desa Medewi ), dalam uraian selanjutnya akan dititik beratkan pada perabasan hutan yang dilakukan oleh umat hindu di sebelah timur karena peristiwa ini merupakan titik pangkal berdirinnya Desa Pekutatan , dengan segala ketabahan setapak demi setapak mereka mampu merubah bentuk hutan menjadi lading sebagai cermin keberhasilan mereka menyongsong hari esok yang lebih cerah , semangat ini didorong pula oleh keadaan tanahnya yang dipekirakan sangat cocok untuk lahan pertanian karena datar dan rendah dan juga Karena sungai jaminan akan serasinya pengairan di masa depan , oleh Karena tanah itu keadaannya rendah ( lebah ) yang selalu ada air ( yeh ), maka daerah tersebut / di beri nama Yeh Lebah , demikian juga sungai nya di beri nama sungaiyeh lebah.
Sekitar tahun 1914 datanglah rombongan kedua yang berasal dari daerah mendoyo dan pergung dibawah pimpinan Pan Kaji dimana rombongan ini memulai bergerak merabas hutan di tengah – tengah antara rombongan pertama ( Dusun Dangin Pangkung dan Dusun Dauh Pangkung ) ketika rombongan ini hampir dapat merampungkan pekerjaannya , salah seorang diantaranya ( dadong draeng ) meninggal dan di kubur di muara Sungai Yeh Lebah dan sekaligus mendirikan turus lumbung untuk Pura Dalem, karena perabasan hutan sudah hampir dapat di rampungkan dimana juga penduduk sudah cukup banyak dapat menikmati hasil perjuangannya , maka mulailah kedua rombongan ini mengadakan rembug guna mengambil langkah selanjutnya, kemudian rembug demi rembug dilaksanakan dan akhirnya dengan semangat gotong - royong dicapailah permufakatan secara bulat, yaitu setuju untuk mendirikan sebuah Desa, setelah mereka mupakat mendirikan Desa, maka rembug kembali /musyawarah berjalan terus untuk merampungkan tekadnya dan memberi nama Desa yang cocok untuk didirikan nanti, dalam usahanya mereka menemukan nama yang cocok untuk desa yang didirikan, ketika itu rembug sedang berjalan dalam suasana yang penuh kekeluargaan di bawah pohon yang sangat rindang ditepi sebuah parit ( Pangkung ) yang disana –sini masih diselingi semak belukar serta tumbuhan paku yang benar – benar mengasikkan dan menenangkan jiwa setiap peserta sehingga ini benar – benar sebagai suatu ilham, jadi dibawah pohon kutat yang rindang dan tumbuhan paku yang menambah lengkapnya suasana serta membuat mereka bisa dengan tenang melangkah , maka sepakatlah mereka untuk mengabadikan tempat musyawarah itu menjadi nama Desa, Yaitu ‘’Pakutatan’’ yang merupakan kata sandi antara ‘’ Paku’’ dan ‘’Kutat’’ dan di tambah akhiran ‘’An’’ yang menyatakan tempat. Namun lama – kelamaan karena berkembangnya ilmu pengetahuan , maka hapuslah suku kata Pa menjadi Pe sehingga Desa Pakutatan lebih dikenal dengan sebutan Desa Pekutatan sampai sekarang.
Peristiwa bersejarah ini terjadi pada tahun 1916, untuk melengkapi persyaratan berdirinya Desa Pekutatandalam bidang pemerintahan maka di tunjuklah I Jiwa sebagai Kepala Pemerintahan yang pada saat itu disebut kelian, Wakilnya di tunjuk Pan Gaduh dan Juru tulisnya diangkat Pan Weder dengan demikian lengkaplah susunan Pemerintahan pada saat itu. Sebagai umat beragama mereka juga mendirikan pura kawitan ( Pura Kertha Laksana ) pada tahun 1916 bertempat di wilayah dusun Yeh Kuning dan tahun 1917 dibangun Pure Puseh sehingga lengkaplah Desa Pekutatan dimana Pura Kahyangan Tiga telah ada demikian pula pemerintahannya. Dengan demikian masyarakat Desa Pekutatan semakin makmur kehidupannya, karena semua usahanya seperti misalnya : memanam gaga, jagung, ketelah pohon, dan lain – lain berhasil bahkan hasilnya melebihi kebutuhan konsumsi masyarakatnya, namun mereka tidaklah berhenti berusaha karena mereka ingat akan masa depan anak dan cucunya dimana merekapun menanam tanaman tahunan yang sampai sekarang mereka banggakan dan sebagai kekayaan utama masyarakat Desa Pekutatan adalah ‘’Kelapa’’ .
Sejarah terus berjalan dan pemerintahanpun silih berganti demikian pula halnya dengan Desa Pekutatan sebagai perwujudan adanya kemampuan / kemajuan dan perkembangan sebagai gambaran perkembangan Desa dapat di jelaskan sebagi berikut ;
- Pada tahun 1916 berdirinya Desa Pakraman Pekutatan pada saat itu masih kerja sama dengan Desa Dinas segala potensi yang di miliki.
- Pada tahun 1936 di bawah pimpinan Kepala Desa Pan Gaduh dapat dilaksanakan upacara Ngenteg Linggih Pura Puseh, Pura Dalem dan Pura Desa.
- Pada Tahun 1938 berdiri sekolah Sekolah Rakyat No : 1 Pekutatan( SR ) saat ini disebut Sekolah Dasar ( SD No : 1 Pekutatan )
Dalam jaman Revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan melawan NICA masyarakat Desa Pekutatanpun tidak ketinggalan menyumbangkan dharma bhaktinya kepada Nusa dan Bangsa yang terpenting yang perlu di ketehui adalah peristiwa yang terjadi :
- Pembentukan BKR
- Pelucutan senjata Jepang pada tanggal : 13 Desember 1945 di pertigaan Desa Pekutatan di bawah pimpinan Bapak R. Sugeng.
- Pada Tanggal : 17 Maret 1946 masyarakat Desa Pekutatan mempersiapkan penerimaan pasukan Ngurah Rai yang akan bergerak di Bali.
- Pada Tanggal : 3 April 1946 para pejuang dengan segala ketabahannya menerima semua perlengkapan dan persenjataan yang di turunkan Ngurah Rai dipelabuhan Pangkung Jukung.
- Pada Tanggal : 4 April 1946 Ngurah Rai melalui sumbermis ke Desa Pengeragoan guna menerima kembali perlengkapannya yang akan diserahkan oleh pejuang kita dari Desa Pekutatan .
Peristiwa pendaratan Ngurah Rai ini kemudian kita abadikan dengan membangun patung pejuang yang tegap dan kokoh dipertigaan Dusun Pasar sebagai ilusi bahwa masyarakat Desa Pekutatansenantiasa siap menghancurkan setiap tantangan baik yang datangnya dari luar maupun dari dalam Desa Pekutatan sendiri, ini berarti bahwa masyarakat Desa Pekutatan dengan segala kesederhanaannya siap tampil menyingsing legan baju membangun desa untuk mencapai masyarakat sejahtera lahir dan batin. Dan ini juga peristiwa penting perlu di ketahui
- gerakan G30S/PKI dimana masyarakat Desa Pekutatan mempunyai andil yang cukup besar karena dari prolog,nalog dan epilognya, peristiwa itu masyarakat Desa Pekutatan dengan sekuat tenaga dan kekompakan menentang setiap aksi PKI dan ini semua adalah karena kepercayaan masyarkat Desa Pekutatan akan kebenaran dan keagungan Pancasila.
- Setelah Orde Baru lahir dimana pembangunan pedesaan mulai dipicu dan di tambah pula dengan semakin mantapnya dengan setuasi politik , keamanan serta ketertiban maka mulailah pemuka- pemuka masyarakat Desa Pekutatan lebih memantapkan pembangunan Desa sehingga dari tahun ketahun wajah Desa Pekutatan semakin serasi dan pembangunan berjalan terus seirama dengan kemajuan jaman.
- Perkembangan Desa Pekutatan serta di barengi pula oleh kekompakan masyarakatnya, maka tahun 1976 Desa Pekutatan di tunjuk untuk mewakili kecamatan Pekutatan dalam Lomba Desa Tingkat Kabupaten , namun pada saat itu hanya mampu keluar sebagai juara II ( dua ) tingkat kabupaten dan saat itu tingkat perkembangan Desa Pekutatan baru mencapai tingkat swakarya.
- Tahun – tahun berikutnya lomba demi lomba juga dipercayakan kepada Desa Pekutatan miskipun kadang – kadang gagal meraih juara, yang perlu mendapat perhatian dalam lomba yang pernah diikuti sebagai tanda prestasi yang pernah dicapai antara lain ;
- Lomba kejar paket A Juara I tingkat propinsi dan juara II tingkat Nasional.
- Lomba P2WKSS juara I tingkat propinsi dan setelah dievaluasi menjadi tingkat II tingkat propinsi.
- Lomba P2WT yang hasilnya sampai saat ini belum diumuman namun P2WT Banjar Yeh Kuning sudah masuk 3 besar tingkat propinsi.
Keberhasilan Desa Pekutatan dalam membangun karena mempunyai semangat yang tinggi dan penuh kekompakan baik Pamong Desa, lebih – lebih lagi masyarakatnya. Dan dalam lomba Desa tahun 1983-1984 dan serta dalam memasuki pelita IV Desa Pekutatan telah mampu berkembang menjadi Desa Swasembada dengan skor 18, dan yang terakhir tidak kalah pentingnya yang perlu dikemukakan adalah tokoh – tokoh masyarakat Desa Pekutatan yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa / Perbekel Desa Pekutatan sejak tahun 1916 berdirinya Desa Pekutatan adalah
NO | NAMA | JABATAN | MASA JABATAN |
1 | I JIWA | KEPALA DESA | 1916 S/D 1919 |
2 | PAN SUNDAR | KEPALA DESA | 1919 S/D 1922 |
3 | PAN WINING | KEPALA DESA | 1922 S/D 1926 |
4 | PAN GADUH | KEPALA DESA | 1926 S/D 1936 |
5 | PAN GANDRI | KEPALA DESA | 1936 S/D 1939 |
6 | PAN WETER | KEPALA DESA | 1939 S/D 1944 |
7 | PAN GANDRA | KEPALA DESA | 1944 S/D 1946 |
8 | KOMANG GEDE | PJS.KEPALA DESA | 1946 S/D 1947 |
9 | I KETUT KOPLE | KEPALA DESA | 1947 S/D 1952 |
10 | PAN LATRI | KEPALA DESA | 1952 S/D 1957 |
11 | PAN GENDI | KEPALA DESA | 1957 S/D 1962 |
12 | I WAYAN CADRAYASA | KEPALA DESA | 1962 S/D 1968 |
13 | I KETUT RAKA UTAMA | KEPALA DESA | 1968 S/D 1973 |
14 | I PUTU NESTRA | KEPALA DESA | 1973 S/D 1978 |
15 | I KETUT DASTA | KEPALA DESA | 1978 S/D 1982 |
16 | I KADE SUSILA | PJS.PERBEKEL | 1982 S/D 1983 |
17 | I KETUT WARGA NEGARA | KEPALA DESA | 1983 S/D 1985 |
18 | I NYOMAN WAHANA,BA | PJS. KEPALA DESA | 1985 S/D 1986 |
19 | I KETUT RAKA UTAMA | KEPALA DESA | 1986 S/D 1994 |
20 | I NYOMAN WISEDA | PJS.KEPALA DESA | 1994 |
21 | I KETUT WARGA NEGARA | KEPALA DESA | 1994 S/D 1999 |
22 | I NYOMAN WISEDA | PJS.KEPALA DESA | 1999 S/D 2000 |
23 | I KETUT SUARDIKA | PERBEKEL DESA | 2000 S/D 2006 |
24 | DRS. I KOMANG CAKRA EKA PUTRA | PJ.PERBEKEL | 2006 S/D 2007 |
25 | I GEDE SILAGUNADA | PERBEKEL DESA | 2007 S/D 2019 |
26 | I NYOMAN SUKESAJAYASA,S.SOS | PJ. PERBEKEL | 2019 |
27 | I GEDE SILAGUNADA | PERBEKEL | 2019 S/D 2025 |
|
Demikianlah sejarah singkat tentang berdirinya dan berkembangnya Desa Pekutatan dapat disusun dengan kesederhanaan karena data penunjangnya sangat terbatas dan semoga dan manfaatnya.